6 Januari 2012

Jabat Erat Tangan perpanjang usia

Jabat Tangan Erat, Perpanjang Usia

Jabat tangan yang tegas berkaitan dengan harapan hidup yang panjang, menurut penelitian Inggris.
Para peneliti di Dewan Penelitian Medis menemukan orang lanjut usia (lansia) yang dapat berjabat tangan yang kuat dan berjalan dengan langkah yang cepat cenderung hidup lebih lama dibanding orang seusianya.

Mereka menemukan cara mengukur yang sederhana, dari kemampuan fisik seperti berjabat tangan, berjalan, bangun dari duduk, dan menyeimbangkan diri dengan satu kaki, berkaitan dengan panjang umur. Bahkan setelah memperhitungkan usia, gender dan ukuran tubuh.

Penelitian tersebut merupakan yang pertama kali yang memberikan pandangan mendalam dari penelitian yang sudah ada, dengan mengumpulkan data dari 33 penelitian.

"Pengukuran ini telah digunakan dalam penelitian berbasis populasi dalam waktu yang lama," kata Rachel Cooper dari Bagian Kesehatan Abadi dan Penuaan dalam Dewan Penelitian Medis.

"Pengukuran tersebut bisa menjadi indikator untuk kesehatan berlanjut," tambahnya.

Menurut Cooper, yang penelitiannya diedarkan di Jurnal Medis Inggris, penelitian lebih mendalam diperlukan untuk mengklarifikasi pengukuran tersebut, agar dapat membantu dokter sebagai alat periksa.

"Saya tidak bermaksud menjadikan metode tersebut praktik klinis, tetapi ada kemungkinan pengukuran tersebut dapat berguna di masa mendatang," katanya kepada Reuters Health.

Para peneliti memeriksa 33 hasil riset yang berkaitan dengan puluhan ribu orang, kebanyakan dari mereka berusia di atas 60 tahun namun hidup di tengah masyarakat, bukan di rumah sakit atau panti jompo. Dari 14 penelitian yang berhubungan dengan daya cengkram tangan, para peneliti menemukan orang dengan cengkeram tangan terkuat cenderung berusia lebih lama dibanding dengan pegangan yang lemah.

Angka kematian dalam periode penelitan untuk orang yang berdaya jabat tangan lemah adalah 67 persen lebih tinggi daripada orang dengan daya pegang tinggi. Pejalan kaki paling lamban hampir tiga kali berkecenderungan untuk meninggal dalam periode penelitian dibanding pejalan kaki yang gesit.

Orang yang lambat untuk bangun dari duduk memiliki dua kali angka mortalitas lebih tinggi dibanding orang yang lebih cepat.

"Orang dalam populasi umum yang memiliki kemampuan fisik tinggi cenderung hidup lebih lama," kata Cooper

http://portalnesia.com/news.php?q=detail&menu=news&nid=1538&mid=10&cid=59&m=Gaya%20Hidup&cm=Kesehatan

Tidak ada komentar:

SELAMAT DATANG DI FAKULTAS PERTANIAN UB MALANG

SEMOGA BLOG PUSTAKA INI BERGUNA BAGI KEMAJUAN PERTANIAN DI INDONESIA KHUSUSNYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA